kabarpati.my.id: Berita
Kabar Terbaru
Loading...
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Februari 2025

Mahasiswa KKN UNDIP Buat Peta Rawan Bencana Longsor untuk Kelurahan Puloharjo

Mahasiswa KKN UNDIP Buat Peta Rawan Bencana Longsor untuk Kelurahan Puloharjo

 


Kabarpati.my.idPuloharjo, 5 Februari 2024 - Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana longsor, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro, Gulam Awwal Abdillah dari Program Studi Teknik Geodesi, melaksanakan program bertajuk "Pembuatan Peta Rawan Bencana Longsor" bagi perangkat Kelurahan Puloharjo.

Program ini bertujuan untuk menyediakan peta yang dapat membantu pemerintah kelurahan dalam mengidentifikasi daerah-daerah dengan potensi longsor tinggi, sehingga langkah mitigasi dapat dilakukan dengan lebih tepat sasaran.  

Puloharjo merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi bencana longsor, terutama saat musim hujan. Tanah yang labil serta kondisi geografis tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya pergerakan tanah. Oleh karena itu, pemetaan wilayah rawan longsor menjadi langkah strategis dalam mengurangi dampak bencana, baik terhadap infrastruktur maupun keselamatan warga.  

Dalam program ini, mahasiswa KKN UNDIP melakukan analisis spasial berbasis data geospasial dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, dan penggunaan lahan. Hasil dari pemetaan ini dituangkan dalam sebuah peta rawan bencana longsor, yang nantinya dapat digunakan sebagai referensi oleh pemerintah kelurahan dalam perencanaan pembangunan serta upaya mitigasi bencana.  

Kegiatan ini dilaksanakan pada 5 Februari 2024, dengan melibatkan perangkat Kelurahan Puloharjo sebagai peserta utama. Pelatihan diberikan terkait cara membaca dan memanfaatkan peta rawan bencana, serta langkah-langkah strategis yang dapat diambil berdasarkan informasi dalam peta tersebut.  

Sebagai hasil akhir, sebuah peta rawan bencana longsor diserahkan kepada pemerintah kelurahan sebagai Visualisasi dalam perencanaan mitigasi dan tanggap darurat bencana. Dengan adanya peta ini, diharapkan perangkat kelurahan dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman longsor dan dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait daerah rawan serta tindakan yang perlu dilakukan dalam keadaan darurat.  

Melalui program ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya pemetaan wilayah dalam mitigasi bencana dapat semakin meningkat. Selain itu, perangkat kelurahan diharapkan mampu mengembangkan dan memperbarui peta ini secara berkala dengan bantuan teknologi geospasial yang semakin berkembang.  

Kegiatan KKN seperti ini membuktikan bahwa ilmu geodesi dapat berkontribusi langsung dalam penanganan permasalahan lingkungan dan kebencanaan di tingkat lokal. Diharapkan ke depannya, kerja sama antara akademisi dan pemerintah daerah semakin erat dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh terhadap bencana.  



Editor:
Achmad Munandar

Senin, 10 Februari 2025

Mahasiswa KKN UNDIP  Membantu Pembuatan Standing Banner dengan Isi Profil Kelurahan Puloharjo

Mahasiswa KKN UNDIP Membantu Pembuatan Standing Banner dengan Isi Profil Kelurahan Puloharjo

 


Kabarpati.my.id - Pada tanggal 5 Februari 2025, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Haristya Bagas Firmansyah  dari Universitas Diponegoro melaksanakan program bertajuk "Pembuatan Standing Banner dengan Isi Profil Kelurahan" di Kelurahan Puloharjo. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat serta perangkat kelurahan mengenai profil dan potensi yang dimiliki oleh Kelurahan Puloharjo.

Program ini melibatkan perangkat kelurahan sebagai target pelaku utama. Mereka berperan aktif dalam proses pembuatan standing banner, mulai dari pengumpulan data, penyusunan informasi, hingga desain akhir banner. Keterlibatan perangkat kelurahan diharapkan dapat meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap informasi yang disampaikan kepada masyarakat.

Standing banner yang dihasilkan dalam program ini memuat berbagai informasi penting mengenai Kelurahan Puloharjo. Informasi tersebut mencakup sejarah kelurahan, visi dan misi, struktur organisasi, potensi wilayah, serta berbagai program dan layanan yang tersedia bagi masyarakat. Dengan adanya standing banner ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah mengakses informasi yang akurat dan terpercaya mengenai kelurahan mereka.

Proses pembuatan standing banner dimulai dengan tahap pengumpulan data. Mahasiswa KKN bekerja sama dengan perangkat kelurahan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan. Data yang diperoleh kemudian disusun dan diolah menjadi konten yang informatif dan menarik. Setelah itu, mahasiswa KKN bersama perangkat kelurahan merancang desain banner yang menarik dan mudah dipahami oleh masyarakat.

Pada hari pelaksanaan program, mahasiswa KKN dan perangkat kelurahan bekerja sama untuk mencetak dan memasang standing banner di beberapa lokasi strategis di Kelurahan Puloharjo. Lokasi pemasangan dipilih berdasarkan tingkat aksesibilitas dan visibilitas, sehingga informasi yang disampaikan dapat menjangkau masyarakat secara luas.

Program ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak, termasuk perangkat kelurahan dan masyarakat setempat. Lurah Puloharjo, Bapak Stefanus Pramono yang diwakili oleh pak wahyu, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif mahasiswa KKN dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai profil kelurahan. Beliau berharap program serupa dapat terus dilaksanakan di masa mendatang untuk mendukung pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.

Selain itu, program ini juga memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa KKN. Mereka belajar bekerja sama dengan berbagai pihak, mengembangkan keterampilan komunikasi dan desain, serta memahami pentingnya peran informasi dalam pembangunan masyarakat. Pengalaman ini diharapkan dapat menjadi bekal berharga bagi mereka dalam menghadapi tantangan di masa depan.

Secara keseluruhan, program "Pembuatan Standing Banner dengan Isi Profil Kelurahan" di Kelurahan Puloharjo berjalan dengan sukses dan mencapai tujuan yang diharapkan. Standing banner yang dihasilkan tidak hanya menjadi media informasi, tetapi juga simbol kolaborasi antara mahasiswa KKN dan perangkat kelurahan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat Kelurahan Puloharjo dapat lebih mengenal dan memahami potensi serta layanan yang tersedia di kelurahan mereka. Semoga program ini dapat menjadi inspirasi bagi kelurahan lain untuk melakukan inisiatif serupa dalam rangka meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat.



Editor:
Achmad Munandar
Mahasiswa KKN TIM I Universitas Diponegoro Tahun 2025 Bantu Perangkat Desa Gondang, Kabupaten Klaten dalam Pembuatan Peta Persebaran Bak Sampah Komunal dan Rute Pengangkutan Sampah, Sekaligus Perhitungan Timbulan Sampah

Mahasiswa KKN TIM I Universitas Diponegoro Tahun 2025 Bantu Perangkat Desa Gondang, Kabupaten Klaten dalam Pembuatan Peta Persebaran Bak Sampah Komunal dan Rute Pengangkutan Sampah, Sekaligus Perhitungan Timbulan Sampah




Kabarpati.my.idGondang, 23 Januari 2025 – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (Undip) Tahun 2025 melaksanakan program yang sangat penting bagi pengelolaan lingkungan di Desa Gondang, Kabupaten Klaten. Pada hari ini, Raihan Harits Zhafran jurusan S-1 Perencanaan Wilayah dan Kota salah satu anggota tim KKN melakukan pembuatan rekomendasi peta persebaran bak sampah dan rute pengangkutan sampah, serta proyeksi penduduk dan perhitungan timbulan sampah hingga tahun 2045. Melalui program kerja ini, Tim KKN Universitas Diponegoro memiliki beberapa tujuan utama:

1. Menciptakan peta persebaran bak sampah yang strategis berdasarkan kepadatan populasi, guna memastikan aksesibilitas dan efisiensi dalam pengumpulan sampah.

2. Mengidentifikasi rute pengangkutan sampah yang optimal, sehingga proses pengangkutan bisa lebih cepat dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

3. Melakukan proyeksi jumlah penduduk dan perhitungan timbulan sampah, sehingga pemerintah desa bisa mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan dalam pengelolaan sampah di masa depan.

Acara dimulai dengan penjelasan dan diskusi yang melibatkan Kepala Desa Gondang, perangkat desa, serta warga setempat. Dalam sesi ini, tim KKN mempresentasikan hasil analisis mereka mengenai persebaran bak sampah yang strategis berdasarkan kepadatan populasi. "Dengan peta ini, kami berharap dapat memastikan aksesibilitas dan efisiensi dalam pengumpulan sampah, sehingga tidak ada lagi titik-titik yang terabaikan," ungkap Raihan.
 
Selain itu, tim KKN juga mengidentifikasi rute pengangkutan sampah yang optimal. "Kami telah melakukan analisis untuk menentukan rute yang paling efisien, sehingga proses pengangkutan bisa lebih cepat dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan," tambah Raihan.

Dalam kesempatan ini, tim KKN juga mempresentasikan proyeksi jumlah penduduk Desa Gondang hingga tahun 2045, serta perhitungan timbulan sampah yang dihasilkan. Data ini sangat penting bagi pemerintah desa untuk mempersiapkan langkah-langkah pengelolaan sampah yang lebih baik di masa depan. "Dengan mengetahui proyeksi penduduk dan timbulan sampah, kami bisa merencanakan infrastruktur dan sistem pengelolaan yang lebih efektif," jelas Bapak Susanto, Kepala Desa Gondang.
 

Sebagai bagian dari program ini, tim KKN menyerahkan media poster dan soft file data excel yang berisi perhitungan proyeksi penduduk dan timbulan sampah kepada Kepala Desa. Penyerahan ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah desa dalam mengambil keputusan terkait pengelolaan sampah.

Tim KKN juga mengacu pada beberapa standar nasional Indonesia (SNI) yang relevan, seperti SNI 19-3964-1994 mengenai metode pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah perkotaan, SNI 19-2454-2002 mengenai tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan, dan SNI 3242:2008 tentang pengelolaan sampah di permukiman. "Kami ingin memastikan bahwa semua rekomendasi yang kami berikan sesuai dengan standar yang berlaku, sehingga dapat diimplementasikan dengan baik," tambah Raihan. 
 

Kegiatan ini diakhiri dengan harapan bahwa kolaborasi antara Universitas Diponegoro dan masyarakat Desa Gondang dapat terus berlanjut, demi terciptanya lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Dengan adanya peta persebaran bak sampah dan rute pengangkutan yang jelas, diharapkan Desa Gondang dapat lebih siap dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah di masa depan.



Penulis: 
Raihan Harits Zhafran

Editor:
Achmad Munandar

Sabtu, 11 Januari 2025

Griya Peradaban Gelar Kuliah Alternatif ke IX Dengan Tema Literacy and Civilization

Griya Peradaban Gelar Kuliah Alternatif ke IX Dengan Tema Literacy and Civilization



kabarpati.my.id -  Perkumpulan Griya Peradaban menggelar kuliah Alternatif ke IX dengan agenda diskusi "Literacy and Civilization" melalui Zoom Meeting pada Sabtu (11/01/2025)

Ma'as Shobirin selaku pendiri griya peradaban menyampaikan, kegiatan ini rutin di laksanakan tiap tahun sekali, di ikuti oleh para pegiat dan peserta kuliah Alternatif, dan merupakan ruang kolaborasi dan komunikasi antar pegiat griya peradaban. Menghadirkan pemateri-pemateri terbaik.

"Melalui kegiatan ini  teman-teman dapat menambah pengetahuan. Harapan saya supaya nanti teman-teman bisa komunikasi dengan narasumber. Insyaallah kegiatan ini di isi oleh orang-orang baik", ujarnya.

Pemateri pertama M. Andi Hakim Founder GISAF Cirebon menyampaikan, Literasi adalah kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, membuat, mengkomunikasikan dan menghitung menggunakan bahan tertulis atau cetak dalam berbagai konteks. Mulailah membaca buku dari topik yang di sukai. Menulis adalah hal yang mungkin di lakukan, bahan untuk memproduksi gagasan ada dimana-mana.

"Kita sering mengira ingin menjadi kaya raya padahal kaya karya juga penting.  Pemuda Indonesia itu tidak hanya baperan tapi juga harus berperan. Jangan hanya bermain media sosial saja tapi desain media sosial kita dengan hal-hal positif juga memotivasi. Jika ingin mendapatkan sesuatu yang belum pernah di dapatkan sebelumnya maka lakukan sesuatu yang belum pernah di lakukan sebelumnya. Dengan menjadi pribadi literat kita bukan hanya memahami tapi mempunyai nalar kritis. Ketika selesai membaca langsung munculkan satu tulisan" jelasnya.

Aktivis Forum Komunikasi Pontren Zaki Mubarok selaku pemateri kedua menyampaikan, Peradaban merupakan tingkat kemajuan sosial, budaya dan ekonomi suatu masyarakat. Modernisasi menyimpan kekuatan dalam membangun masyarakat menyelesaikan masalah dengan cara efektif. 

"Zaman sekarang tidak seperti dulu. Sekarang loncatanya semakin tinggi. Peradabannya sampai sejauh itu. Kita harus menjadi objek dalam peradaban, bangun kegiatan-kegiatan yang membangun seperti kuliah Alternatif" jelasnya.

Jumat, 03 Januari 2025

Dapat Keluhan Jalan Gelap Saat Malam Hari, Komunitas Weron People Pasang Lampu Untuk Warga

Dapat Keluhan Jalan Gelap Saat Malam Hari, Komunitas Weron People Pasang Lampu Untuk Warga



Kabarpati.my.id - Pati 3 Januari 2025, Komunitas Pemuda Weron People lanjutkan program pemasangan lampu penerangan jalan menuju Masjid di RT 03 Dukuh Weron Desa Tegalharjo Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati.

Ada dua titik yang dipasang lampu yaitu jalan utama menuju Masjid Al Mujahidin di sebelah utara jembatan tepat di depan rumah Ibu Salamah dan di tikungan RT 03 tepat di pojokan mas Nur Imam.

Kali ini lampu yang digunakan berjenis Floodlight LED atau lampu sorot 50 watt dan 100 watt dengan pertimbangan hemat energi, nyala terang dan keawetan. Saklar menggunakan jenis otomatis Photo Cell yang bisa menyala saat matahari terbenam sehingga warga tidak perlu repot menghidupkan dan mematikan secara manual.

Pelaksanaan program kerja bakti sosial pemasangan lampu penerangan jalan menuju masjid ini mendapat respon positif dari warga, seperti disampaikan oleh Mas Sronto, "Kami berterima kasih kepada teman-teman dari Komunitas Pemuda Weron People karena telah bersedia bekerjasama dengan warga membantu mewujudkan pemasangan lampu di pertigaan RT 03 dan pinggir jalan menuju masjid sehingga saat malam hari tidak gelap gulita lagi" tuturnya.

Hal senada disampaikan warga lain, "Mewakili warga RT 03, terima kasih untuk semua yang terlibat khususnya tim Weron People. Semoga hal-hal yang baik ini terus berkelanjutan. Weron People bersama kita bisa" ungkap mas Nur Imam warga RT 03 Weron.

Sementara itu Paminto ketua Komunitas Weron People menyampaikan bahwa sejauh ini sudah terlaksana 4 titik lampu penerangan jalan menuju Masjid Al Mujahidin, 1 menuju Mushola Al Hikmah, 2 titik hasil kolaborasi dengan RT 02 dan 1 titik kerjasama dengan RT 03.

"Untuk lampu penerangan jalan menuju masjid rencananya akan ada 1 titik lagi di sebelah selatan menuju masjid dan kami terbuka untuk semua kalangan masyarakat yang ingin mendukung program-program kami demi Dukuh Weron yang lebih baik lagi" jelasnya saat ditanya media.

Sejak didirikan bulan Oktober 2024 lalu, Komunitas Weron People memang aktif sekali dalam berbagai kegiatan sosial untuk Dukuh Weron, bagi pembaca yang ingin kenal lebih dekat bisa mengunjungi website resmi mereka di alamat: https://www.weronpeople.my.id.




Penulis
Achmad Munandar

Sabtu, 28 Desember 2024

Kolaborasi Dengan Pemdes Tegalharjo, Komunitas Weron People Lakukan Fogging di RT 06 Dukuh Weron Trangkil Pati

Kolaborasi Dengan Pemdes Tegalharjo, Komunitas Weron People Lakukan Fogging di RT 06 Dukuh Weron Trangkil Pati


Campusnesia.co.id - Pati 28 Desember 2024. Komunitas Pemuda Weron People melakukan fogging di RT 06 RW 05 Dukuh Weron Desa Tegalharjo Trangkil Pati sebagai upaya memutus rantai penyebaran nyamuk Demam Berdarah Dengue dan Cikungunya di wilayah tersebut.

Kegiatan dilakukan mulai jam 08.00 WIB hingga menjelang siang oleh tim fogging dari komunitas pemuda Weron People setidaknya sebanyak 50 rumah telah disusuri hingga sela-sela sempit yang mungkin jadi sarang nyamuk.

Sebagai informasi Fogging adalah tindakan pengasapan dengan bahan pestisida yang bertujuan untuk membunuh nyamuk secara luas.

"Fogging hari ini merupakan langkah cepat tanggap dari komunitas Weron People setelah mendapat laporan bahwa ada warga yang positif DBD dan Cikungunya. Kegiatan ini gratis sebagai bagian dari upaya memutus penyebaran penyakit dan bhakti sosial kami untuk warga Dukuh Weron" ungkap Paminto ketua komunitas Weron People saat ditanya media.

Sebelumnya komunitas pemuda Weron People jauh-jauh hari juga sudah melakukan sosialisasi dengan memasang banner di beberapa titik di Dukuh Weron agar masyarakat waspada dengan DBD karena musim hujan telah tiba, tidak hanya itu pada tanggal 8 Desember juga sudah dibagi bubuk abate gratis sebagai bagian dari upaya pencegahan.

Turut hadir dalam kegiatan fogging hari ini pihak dari Pemerintah Desa Tegalharjo yaitu Bapak Pandoyo selaku Kepala Desa mengikuti proses dari awal hingga masuk ke lorong rumah warga di RT 06 Dukuh Weron.

"Kami berterima kasih kepada rekan-rekan pemuda dari Weron People atas inisiatifnya melakukan fogging, untuk masyarakat khususnya warga Weron dan Tegalharjo pada umumnya kami berpesan jagalah kebersihan lingkungan agar terhindar dari nyamuk DBD dan Cikungunya." pesan Bapak Pandoyo Kepada Desa Tegalharjo.



Penulis:
Achmad Munandar

Foto:
Wisnu

Kamis, 19 Desember 2024

Gelar Bakti Sosial, Komunitas Pemuda Weron People Pasang Lampu Di Mushola Al Hikmah

Gelar Bakti Sosial, Komunitas Pemuda Weron People Pasang Lampu Di Mushola Al Hikmah



Kabarpati.my.id - Pati, 15 Desember 2024. Hujan dan mendung yang menggelayut sejak sore tadi tak menghalangi semangat sekelompok pemuda yang tergabung dalam Komunitas Pemuda Weron People gotong royong pasang lampu penerangan jalan.

Kali ini lokasi yang yang dipilih berada di samping sisi utara Mushola Al Hikmah Dukuh Weron Kidulan. Berbeda dengan sebelah selatan, lokasi ini memang gelap dan sering dikeluhkan warga yang sholat jamaah magrib, isya, dan subuh.

"Alhamdulillah hari ini bisa melaksanakan bakti sosial berupa pemasangan lampu penerangan jalan di samping Muhsola Al Hikmah, harapan kami hal kecil ini bisa membantu dan bermanfaat bagi masyarakat khususnya warga yang hendak berangkat dan pulang sholat jamaah" ungkap Ari Bowo Sekretaris Komunitas Weron People saat ditanya tentang kegiatan ini.

Lampu yang dipilih jenis Compact Fluorescent Lamp (CFL) 45 watt karena efisiensinya yang mampu menyediakan pencahayaan di area yang luas dan bertahan lebih lama daripada lampu pijar. Disamping itu juga relatif terjangkau dari sisi harga dan mudah dalam perawatan serta perbaikan.

Sebelumnya para pemuda ini juga sudah melakukan bakti sosial yang sama yaitu pemasangan lampu penerangan jalan sebanyak dua titik di jalan menuju Masjid Al Mujahidin dengan tujuan yang sama agar jalan yang belum tercover program lampu dari pemerintah bisa tetap terang.


Membicarakan lampu penerangan jalan memang sangat penting manfaatnya bagi warga, selain mempermudah pengguna jalan melihat dengan lebih jelas jalan yang akan dilalui pada malam hari juga meningkatkan keselamatan lalu lintas dan keamanan.

Selain kegiatan pemasangan lampu, komunitas yang terbentuk dari kesadaran bersama  membangun dukuh ini juga aktif dalam edukasi masyarakat terkait kesehatan, tercatat sebelumnya sudah melakukan pemasangan banner edukasi dan pembagian bubuk abate sebagai upaya mencegah penyebaran nyamuk DBD.

Dana yang digunakan merupakan hasil dari iuran rutin anggota komunitas dan donasi dari masyarakat luas sehingga sama sekali tidak membebani warga.

"Kedepan masih ada beberapa titik jalan lagi yang akan kami pasang lampu untuk membantu penerangan warga dan program-program sosial lainnya, oleh karena itu kami membuka diri untuk setiap masukan dan dukungan baik moril maupun materiil dari masyarakat luas demi Dukuh Weron yang lebih baik lagi" jawab Paminto Ketua Komunitas tentang rencana jangka lebih lanjut.



Penulis:
Achmad Munandar

Senin, 09 Desember 2024

Catat Ini Dia Rincian Dana Desa di Kabupaten Pati Tahun 2025, Cek Desamu Dapat Berapa

Catat Ini Dia Rincian Dana Desa di Kabupaten Pati Tahun 2025, Cek Desamu Dapat Berapa


Kabarpati.my.id - Rincian Dana Desa Kabupaten Pati 2025, segini total yang diterima tiap Desa.Kabupaten Pati adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Pati.

Kabupaten ini terkenal dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani. Penduduk kabupaten Pati berjumlah 1.324.188 jiwa pada akhir tahun 2020, dan 1.379.022 jiwa pada pertengahan tahun 2024. Dalam Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Indonesia, pemerintah terus menyalurkan dana desa ke seluruh wilayah Indonesia disetiap tahunya.

Berdasarkan dokumen APBN 2025, total Dana Desa yang dialokasikan mencapai Rp71 triliun. Anggaran ini dibagi menjadi dua bagian utama: Rp69 triliun berdasarkan formula tahun anggaran sebelumnya, dan Rp2 triliun sebagai insentif untuk desa yang melaksanakan kebijakan pemerintah pusat dengan baik.

Berdasarkan data dan informasi yang diambil dari dokumen APBN 2025, yang mencakup kebijakan penggunaan Dana Desa dan alokasi Transfer ke Daerah (TKD).

Salah satu wilayah yang juga akan menerima kucuran dana desa pada tahun 2025 adalah Kabupaten Pati yang berada di Provinsi Jawa Tengah.


Dana Desa Kabupaten Pati 2025
Untuk tahun 2025 mendatang, Kabupaten Pati menerima kucuran dana desa sebanyak Rp 380.321.503.000.


Berikut ini rincian dana desa Kabupaten Pati 2025 per desa:

Desa Prawoto: Rp 1.782.543.000

Desa Pakem: Rp 1.184.267.000

Desa Wegil: Rp 1.167.082.000

Desa Kuwawur: Rp 1.050.110.000

Desa Baleadi: Rp 1.244.845.000

Desa Wotan: Rp 1.269.034.000

Desa Kedungwinong: Rp 1.417.381.000

Desa Porangparing: Rp 954.860.000

Desa Sukolilo: Rp 1.345.218.000

Desa Baturejo: Rp 1.310.080.000

Desa Gadudero: Rp 828.276.000

Desa Sumbersoko: Rp 1.009.499.000

Desa Tompegunung: Rp 1.115.546.000

Desa Kedumulyo: Rp 1.139.533.000

Desa Kasiyan: Rp 848.013.000

Desa Cengkalsewu: Rp 987.169.000

Desa Jimbaran: Rp 1.031.942.000

Desa Durensawit: Rp 928.065.000

Desa Slungkep: Rp 1.058.927.000

Desa Beketel: Rp 1.019.891.000

Desa Purwokerto: Rp 821.886.000

Desa Sumbersari: Rp 1.203.286.000

Desa Brati: Rp 1.073.597.000

Desa Jatiroto: Rp 1.157.077.000

Desa Kayen: Rp 1.540.689.000

Desa Rogomulyo: Rp 1.033.964.000

Desa Srikaton: Rp 956.381.000

Desa Pasuruhan: Rp 860.463.000

Desa Pesagi: Rp 997.937.000

Desa Trimulyo: Rp 1.089.616.000

Desa Talun: Rp 1.152.199.000

Desa Boloagung: Rp 884.141.000

Desa Sundoluhur: Rp 1.034.290.000

Desa Pakis: Rp 838.341.000

Desa Maitan: Rp 1.075.198.000

Desa Wukirsari: Rp 802.845.000

Desa Sinomwidodo: Rp 1.032.562.000

Desa Keben: Rp 1.010.015.000

Desa Larangan: Rp 714.269.000

Desa Tambakromo: Rp 915.458.000

Desa Mojomulyo: Rp 952.955.000

Desa Karangawen: Rp 796.632.000

Desa Mangunrekso: Rp 918.038.000

Desa Tambaharjo: Rp 916.976.000

Desa Tambahagung: Rp 911.969.000

Desa Sitirejo: Rp 826.386.000

Desa Kedalingan: Rp 856.431.000

Desa Karangmulyo: Rp 782.973.000

Desa Karangwono: Rp 910.934.000

Desa Angkatan Lor: Rp 926.771.000

Desa Angkatan Kidul: Rp 888.932.000

Desa Pohgading: Rp 824.901.000

Desa Gunungpanti: Rp 912.314.000

Desa Godo: Rp 940.808.000

Desa Kropak: Rp 843.153.000

Desa Karangsumber: Rp 853.422.000

Desa Guyangan: Rp 802.655.000

Desa Sugihan: Rp 800.238.000

Desa Kebolampang: Rp 825.354.000

Desa Tlogorejo: Rp 801.846.000

Desa Pagendisan: Rp 788.811.000

Desa Pekalongan: Rp 1.055.388.000

Desa Danyangmulyo: Rp 873.686.000

Desa Kudur: Rp 797.964.000

Desa Padangan: Rp 710.012.000

Desa Blingijati: Rp 802.743.000

Desa Mintorahayu: Rp 794.241.000

Desa Kebowan: Rp 788.445.000

Desa Winong: Rp 769.569.000

Desa Klecoregonang: Rp 689.708.000

Desa Bumiharjo: Rp 780.942.000

Desa Tawangrejo: Rp 901.340.000

Desa Bringinwareng: Rp 683.213.000

Desa Sumbermulyo: Rp 820.539.000

Desa Degan: Rp 693.197.000

Desa Serutsadang: Rp 770.550.000

Desa Pulorejo: Rp 818.268.000

Desa Karangkonang: Rp 784.203.000

Desa Tanggel: Rp 787.650.000

Desa Wirun: Rp 815.865.000

Desa Sarimulyo: Rp 826.443.000

Desa Bodeh: Rp 775.440.000

Desa Karangwotan: Rp 1.273.871.000

Desa Kepohkencono: Rp 982.328.000

Desa Wateshaji: Rp 744.803.000

Desa Lumbungmas: Rp 910.050.000

Desa Mojoagung: Rp 841.392.000

Desa Sitimulyo: Rp 987.377.000

Desa Kletek: Rp 958.023.000

Desa Terteg: Rp 874.464.000

Desa Mencon: Rp 721.988.000

Desa Puncakwangi: Rp 1.470.313.000

Desa Pelemgede: Rp 890.495.000

Desa Tanjungsekar: Rp 961.926.000

Desa Triguno: Rp 833.427.000

Desa Jetak: Rp 694.070.000

Desa Grogolsari: Rp 739.703.000

Desa Karangrejo: Rp 695.495.000

Desa Plosorejo: Rp 794.913.000

Desa Sokopuluhan: Rp 956.495.000

Desa Tegalwero: Rp 732.774.000

Desa Boto: Rp 718.100.000

Desa Trikoyo: Rp 799.986.000

Desa Sumberan: Rp 668.381.000

Desa Mojolampir: Rp 770.571.000

Desa Mantingan: Rp 820.143.000

Desa Ronggo: Rp 1.044.260.000

Desa Sumberagung: Rp 986.172.000

Desa Sidoluhur: Rp 897.537.000

Desa Srikaton: Rp 802.614.000

Desa Arumanis: Rp 888.549.000

Desa Tegalarum: Rp 777.762.000

Desa Sidomukti: Rp 688.193.000

Desa Mojoluhur: Rp 753.204.000

Desa Kebonturi: Rp 757.761.000

Desa Lundo: Rp 737.034.000

Desa Sukorukun: Rp 874.005.000

Desa Sumberejo: Rp 1.133.792.000

Desa Manjang: Rp 793.890.000

Desa Tamansari: Rp 692.090.000

Desa Sumberarum: Rp 802.056.000

Desa Sriwedari: Rp 925.040.000

Desa Tlogomojo: Rp 754.767.000

Desa Ngening: Rp 801.822.000

Desa Raci: Rp 1.336.273.000

Desa Ketitangwetan: Rp 785.256.000

Desa Bumimulyo: Rp 1.049.055.000

Desa Jembangan: Rp 763.698.000

Desa Klayusiwalan: Rp 912.152.000

Desa Bulumulyo: Rp 887.732.000

Desa Sukoagung: Rp 674.618.000

Desa Tompomulyo: Rp 822.390.000

Desa Kuniran: Rp 857.540.000

Desa Gunungsari: Rp 839.232.000

Desa Kedalon: Rp 912.908.000

Desa Gajahkumpul: Rp 925.094.000

Desa Batursari: Rp 779.553.000

Desa Lengkong: Rp 760.251.000

Desa Mangunlegi: Rp 687.476.000

Desa Pecangaan: Rp 699.149.000

Desa Sejomulyo: Rp 952.553.000

Desa Bringin: Rp 765.642.000

Desa Ketip: Rp 849.633.000

Desa Pekuwon: Rp 776.838.000

Desa Karang: Rp 877.466.000

Desa Karangrejo: Rp 906.563.000

Desa Bumirejo: Rp 786.318.000

Desa Kedungpancing: Rp 668.789.000

Desa Jepuro: Rp 663.215.000

Desa Tluwah: Rp 685.883.000

Desa Doropayung: Rp 769.161.000

Desa Mintomulyo: Rp 818.553.000

Desa Gadingrejo: Rp 802.122.000

Desa Margomulyo: Rp 1.065.685.000

Desa Langgenharjo: Rp 1.451.782.000

Desa Genengmulyo: Rp 920.363.000

Desa Agungmulyo: Rp 843.582.000

Desa Bakaran Kulon: Rp 1.118.242.000

Desa Bakaran Wetan: Rp 1.067.704.000

Desa Dukutalit: Rp 919.454.000

Desa Growong Kidul: Rp 1.069.858.000

Desa Growong Lor: Rp 1.067.251.000

Desa Kauman: Rp 726.966.000

Desa Pajeksan: Rp 650.600.000

Desa Kudukeras: Rp 808.182.000

Desa Kebonsawahan: Rp 595.388.000

Desa Bajomulyo: Rp 988.157.000

Desa Bendar: Rp 1.156.898.000

Desa Trimulyo: Rp 1.215.452.000

Desa Kedungmulyo: Rp 766.440.000

Desa Ngastorejo: Rp 692.096.000

Desa Karangrowo: Rp 716.024.000

Desa Sonorejo: Rp 788.472.000

Desa Sendangsoko: Rp 817.935.000

Desa Tlogorejo: Rp 681.938.000

Desa Sidoarum: Rp 814.428.000

Desa Tondomulyo: Rp 812.865.000

Desa Bungasrejo: Rp 799.440.000

Desa Glonggong: Rp 773.427.000

Desa Kalimulyo: Rp 813.264.000

Desa Tambahmulyo: Rp 1.070.992.000

Desa Tondokerto: Rp 778.350.000

Desa Sembaturagung: Rp 892.652.000

Desa Dukuhmulyo: Rp 844.010.000

Desa Puluhan Tengah: Rp 740.025.000

Desa Mantingan Tengah: Rp 795.735.000

Desa Jatisari: Rp 654.590.000

Desa Karangrejo Lor: Rp 663.386.000

Desa Sidomulyo: Rp 912.983.000

Desa Tanjungsari: Rp 754.104.000

Desa Jakenan: Rp 890.453.000

Desa Plosojenar: Rp 773.898.000

Desa Panjunan: Rp 935.759.000

Desa Gajahmati: Rp 778.485.000

Desa Mustokoharjo: Rp 741.024.000

Desa Semampir: Rp 663.572.000

Desa Blaru: Rp 1.158.809.000

Desa Plangitan: Rp 1.112.111.000

Desa Puri: Rp 1.373.650.000

Desa Winong: Rp 1.097.002.000

Desa Ngarus: Rp 625.577.000

Desa Sidoharjo: Rp 1.062.261.000

Desa Sarirejo: Rp 1.054.681.000

Desa Geritan: Rp 740.412.000

Desa Dengkek: Rp 788.487.000

Desa Sugiharjo: Rp 842.487.000

Desa Widorokandang: Rp 747.705.000

Desa Payang: Rp 1.136.252.000

Desa Kutoharjo: Rp 1.515.849.000

Desa Sidokerto: Rp 1.101.082.000

Desa Mulyoharjo: Rp 950.255.000

Desa Tambaharjo: Rp 1.436.683.000

Desa Tambahsari: Rp 809.472.000

Desa Ngepungrojo: Rp 976.883.000

Desa Purworejo: Rp 904.013.000

Desa Sinoman: Rp 764.022.000

Desa Wuwur: Rp 892.115.000

Desa Karaban: Rp 1.114.099.000

Desa Tlogoayu: Rp 747.138.000

Desa Bogotanjung: Rp 794.898.000

Desa Kuryokalangan: Rp 882.311.000

Desa Gabus: Rp 1.197.874.000

Desa Tanjunganom: Rp 1.121.563.000

Desa Sunggingwarno: Rp 831.723.000

Desa Penanggungan: Rp 806.127.000

Desa Tambahmulyo: Rp 779.244.000

Desa Sugihrejo: Rp 904.946.000

Desa Mojolawaran: Rp 809.649.000

Desa Sambirejo: Rp 805.833.000

Desa Pantirejo: Rp 781.434.000

Desa Tanjang: Rp 700.580.000

Desa Gebang: Rp 695.558.000

Desa Plumbungan: Rp 794.619.000

Desa Babalan: Rp 697.856.000

Desa Koripandriyo: Rp 728.132.000

Desa Soko: Rp 690.284.000

Desa Gempolsari: Rp 781.908.000

Desa Banjarsari: Rp 789.078.000

Desa Mintobasuki: Rp 816.168.000

Desa Kosekan: Rp 685.031.000

Desa Jambean Kidul: Rp 1.017.388.000

Desa Wangunrejo: Rp 808.896.000

Desa Bumirejo: Rp 977.753.000

Desa Sokokulon: Rp 886.725.000

Desa Jimbaran: Rp 828.126.000

Desa Ngawen: Rp 778.452.000

Desa Margorejo: Rp 1.327.846.000

Desa Penambuhan: Rp 827.481.000

Desa Langenharjo: Rp 1.174.715.000

Desa Dadirejo: Rp 933.200.000

Desa Sukoharjo: Rp 1.058.365.000

Desa Badegan: Rp 769.305.000

Desa Pegandan: Rp 926.306.000

Desa Sokobubuk: Rp 905.666.000

Desa Banyuurip: Rp 824.652.000

Desa Mataraman: Rp 809.418.000

Desa Langse: Rp 705.611.000

Desa Muktiharjo: Rp 1.499.215.000

Desa Bermi: Rp 1.327.357.000

Desa Kedungbulus: Rp 869.745.000

Desa Semirejo: Rp 1.019.744.000

Desa Wonosekar: Rp 746.577.000

Desa Gembong: Rp 1.556.163.000

Desa Plukaran: Rp 960.968.000

Desa Bageng: Rp 956.852.000

Desa Pohgading: Rp 992.672.000

Desa Klakahkasihan: Rp 1.265.413.000

Desa Ketanggan: Rp 837.585.000

Desa Sitiluhur: Rp 924.251.000

Desa Tamansari: Rp 1.293.791.000

Desa Sambirejo: Rp 826.737.000

Desa Tlogorejo: Rp 1.106.587.000

Desa Purwosari: Rp 977.282.000

Desa Regaloh: Rp 810.861.000

Desa Wonorejo: Rp 983.162.000

Desa Tlogosari: Rp 1.060.694.000

Desa Sumbermulyo: Rp 982.238.000

Desa Guwo: Rp 1.012.133.000

Desa Tanjungsari: Rp 1.158.046.000

Desa Lahar: Rp 950.072.000

Desa Suwatu: Rp 919.584.000

Desa Cabak: Rp 1.299.733.000

Desa Klumpit: Rp 686.576.000

Desa Gunungsari: Rp 997.049.000

Desa Bumiayu: Rp 990.242.000

Desa Margorejo: Rp 789.507.000

Desa Tawangharjo: Rp 825.465.000

Desa Ngurensiti: Rp 1.004.450.000

Desa Sukoharjo: Rp 1.414.915.000

Desa Panggungroyom: Rp 1.306.247.000

Desa Jontro: Rp 957.221.000

Desa Suwaduk: Rp 1.059.521.000

Desa Wedarijaksa: Rp 1.584.004.000

Desa Pagerharjo: Rp 1.046.666.000

Desa Ngurenrejo: Rp 960.761.000

Desa Bangsalrejo: Rp 801.087.000

Desa Sidoharjo: Rp 776.688.000

Desa Jetak: Rp 814.452.000

Desa Jatimulyo: Rp 839.220.000

Desa Tlogoharum: Rp 1.293.734.000

Desa Kepoh: Rp 801.633.000

Desa Tluwuk: Rp 938.141.000

Desa Tegalarum: Rp 862.227.000

Desa Soneyan: Rp 1.208.869.000

Desa Tanjungrejo: Rp 1.163.638.000

Desa Sidomukti: Rp 1.109.084.000

Desa Pohijo: Rp 850.920.000

Desa Kertomulyo: Rp 1.044.680.000

Desa Langgenharjo: Rp 828.036.000

Desa Pangkalan: Rp 887.499.000

Desa Bulumanis Kidul: Rp 1.262.783.000

Desa Bulumanis Lor: Rp 862.092.000

Desa Sekarjalak: Rp 1.071.300.000

Desa Kajen: Rp 1.239.709.000

Desa Ngemplak Kidul: Rp 1.636.747.000

Desa Purworejo: Rp 1.056.711.000

Desa Purwodadi: Rp 854.280.000

Desa Ngemplak Lor: Rp 1.098.798.000

Desa Waturoyo: Rp 1.281.692.000

Desa Cebolek Kidul: Rp 1.055.159.000

Desa Tunjungrejo: Rp 1.029.665.000

Desa Margoyoso: Rp 749.492.000

Desa Margotohu Kidul: Rp 827.460.000

Desa Semerak: Rp 824.664.000

Desa Jrahi: Rp 872.931.000

Desa Giling: Rp 1.001.231.000

Desa Gulangpongge: Rp 842.034.000

Desa Jepalo: Rp 838.401.000

Desa Sidomulyo: Rp 805.584.000

Desa Sampok: Rp 702.164.000

Desa Pesagen: Rp 694.043.000

Desa Gadu: Rp 825.696.000

Desa Gajihan: Rp 815.928.000

Desa Perdopo: Rp 806.724.000

Desa Gunungwungkal: Rp 999.071.000

Desa Bancak: Rp 755.916.000

Desa Jembulwunut: Rp 837.660.000

Desa Ngetuk: Rp 1.095.560.000

Desa Sumberrejo: Rp 1.247.435.000

Desa Medani: Rp 1.063.542.000

Desa Sentul: Rp 854.649.000

Desa Plaosan: Rp 1.149.845.000

Desa Payak: Rp 1.242.035.000

Desa Sirahan: Rp 1.245.371.000

Desa Mojo: Rp 1.221.439.000

Desa Karangsari: Rp 1.191.919.000

Desa Bleber: Rp 833.394.000

Desa Ngawen: Rp 801.210.000

Desa Ngablak: Rp 1.461.325.000

Desa Gesengan: Rp 956.771.000

Desa Gerit: Rp 943.958.000

Desa Sumur: Rp 1.070.198.000

Desa Pondowan: Rp 981.590.000

Desa Kedungsari: Rp 1.004.330.000

Desa Margomulyo: Rp 1.091.519.000

Desa Pakis: Rp 1.257.500.000

Desa Sendangrejo: Rp 1.237.025.000

Desa Jepat Kidul: Rp 771.222.000

Desa Tunggulsari: Rp 669.353.000

Desa Jepat Lor: Rp 1.056.272.000

Desa Tendas: Rp 899.133.000

Desa Keboromo: Rp 1.308.074.000

Desa Sambiroto: Rp 984.863.000

Desa Tayu Wetan: Rp 1.224.503.000

Desa Tayu Kulon: Rp 1.265.561.000

Desa Pundenrejo: Rp 1.080.944.000

Desa Kedungbang: Rp 859.674.000

Desa Bendokaton Kidul: Rp 847.905.000

Desa Purwokerto: Rp 970.562.000

Desa Bulungan: Rp 1.084.532.000

Desa Luwang: Rp 866.103.000

Desa Dororejo: Rp 855.003.000

Desa Kalikalong: Rp 1.294.901.000

Desa Wedusan: Rp 1.053.884.000

Desa Dumpil: Rp 750.596.000

Desa Ngagel: Rp 1.388.737.000

Desa Bakalan: Rp 972.224.000

Desa Kenanti: Rp 703.997.000

Desa Alasdowo: Rp 1.429.624.000

Desa Banyutowo: Rp 822.582.000

Desa Dukuhseti: Rp 1.560.997.000

Desa Grogolan: Rp 1.238.485.000

Desa Kembang: Rp 1.501.648.000

Desa Tegalombo: Rp 1.126.492.000

Desa Puncel: Rp 1.231.777.000

Desa Kajar: Rp 953.990.000

Desa Trangkil: Rp 1.719.348.000

Desa Pasucen: Rp 1.870.060.000

Desa Tegalharjo: Rp 1.251.859.000

Desa Mojoagung: Rp 1.397.203.000

Desa Ketanen: Rp 814.914.000

Desa Karanglegi: Rp 1.203.464.000

Desa Karangwage: Rp 914.766.000

Desa Kadilangu: Rp 801.027.000

Desa Tlutup: Rp 1.118.979.000

Desa Krandan: Rp 690.560.000

Desa Kertomulyo: Rp 1.359.302.000

Desa Rejoagung: Rp 1.026.977.000

Desa Guyangan: Rp 1.082.592.000

Desa Sambilawang: Rp 1.090.020.000

Desa Asempapan: Rp 1.115.424.000





Kuliner

[Kuliner][recentbylabel2]

Acara

[Acara][recentbylabel2]
Notification
Sugeng rawuh selamat membaca.
Done