Kabarpati.my.id - Puloharjo, 5 Februari 2024 - Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana longsor, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro, Gulam Awwal Abdillah dari Program Studi Teknik Geodesi, melaksanakan program bertajuk "Pembuatan Peta Rawan Bencana Longsor" bagi perangkat Kelurahan Puloharjo.
Program ini bertujuan untuk menyediakan peta yang dapat membantu pemerintah kelurahan dalam mengidentifikasi daerah-daerah dengan potensi longsor tinggi, sehingga langkah mitigasi dapat dilakukan dengan lebih tepat sasaran.
Puloharjo merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi bencana longsor, terutama saat musim hujan. Tanah yang labil serta kondisi geografis tertentu dapat meningkatkan risiko terjadinya pergerakan tanah. Oleh karena itu, pemetaan wilayah rawan longsor menjadi langkah strategis dalam mengurangi dampak bencana, baik terhadap infrastruktur maupun keselamatan warga.
Dalam program ini, mahasiswa KKN UNDIP melakukan analisis spasial berbasis data geospasial dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kemiringan lereng, jenis tanah, curah hujan, dan penggunaan lahan. Hasil dari pemetaan ini dituangkan dalam sebuah peta rawan bencana longsor, yang nantinya dapat digunakan sebagai referensi oleh pemerintah kelurahan dalam perencanaan pembangunan serta upaya mitigasi bencana.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 5 Februari 2024, dengan melibatkan perangkat Kelurahan Puloharjo sebagai peserta utama. Pelatihan diberikan terkait cara membaca dan memanfaatkan peta rawan bencana, serta langkah-langkah strategis yang dapat diambil berdasarkan informasi dalam peta tersebut.
Sebagai hasil akhir, sebuah peta rawan bencana longsor diserahkan kepada pemerintah kelurahan sebagai Visualisasi dalam perencanaan mitigasi dan tanggap darurat bencana. Dengan adanya peta ini, diharapkan perangkat kelurahan dapat lebih siap dalam menghadapi ancaman longsor dan dapat memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait daerah rawan serta tindakan yang perlu dilakukan dalam keadaan darurat.
Melalui program ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya pemetaan wilayah dalam mitigasi bencana dapat semakin meningkat. Selain itu, perangkat kelurahan diharapkan mampu mengembangkan dan memperbarui peta ini secara berkala dengan bantuan teknologi geospasial yang semakin berkembang.
Kegiatan KKN seperti ini membuktikan bahwa ilmu geodesi dapat berkontribusi langsung dalam penanganan permasalahan lingkungan dan kebencanaan di tingkat lokal. Diharapkan ke depannya, kerja sama antara akademisi dan pemerintah daerah semakin erat dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh terhadap bencana.
Editor:
Achmad Munandar
Achmad Munandar